- Kymco saat ini punya beberapa varian skutik berdimensi besar, mulai dari Xciting 400i sampai Downtown 250i.
Tapi ada satu model lagi dengan dimensi yang terbilang besar, yang diklaim oleh Kymco kalau skutik ini asyik untuk perkotaan.
Motor tersebut adalah Kymco K-XCT 200i yang dilabeli harga Rp 58 juta, on the road Jakarta. Lumayan juga ya?
Lalu kenapa bisa disebut asyik untuk riding di kota yang padat? Simak ulasannya langsung sob!
Desain
Garis desain K-XCT 200i sekilas mirip dengan Xciting 400i, terlihat dari bodi depan dengan sepasang lampu ganda 55 watt dikawal DRL LED.
Garis desain K-XCT 200i sekilas mirip dengan Xciting 400i, terlihat dari bodi depan dengan sepasang lampu ganda 55 watt dikawal DRL LED.
Lampu DRL tadi mengikuti lekuk tepian lampu yang membuatnya nampak sporty. Penerangan yang dihasilkan pun sangat maksimal.
Di atasnya ada windshield gelap, yang punya lekuk meruncing dibagian atasnya. Terlihat besar tapi dari posisi rider justru terasa pendek.
Posisi lampu sein sendiri ada di bawah disisi kiri dan kanan bodi depan, yang sudah menggunakan LED.
Di bodi tempat lampu sein berada, Kymco membuat bentuk bodinya semacam fairing bertumpuk, yang membuatnya terlihat sporty.
Sementara bodi belakang punya garis bodi tegas, yang mengarah naik hingga kebagian buritan.
Lampu belakang LED pun terlihat besar dan agak mengotak, sementara behel model terpisah yang punya bentuk meruncing.
Yang agak kurang sreg dilihat justru bagian knalpotnya, karena terbungkus cover plastik yang terbilang besar.
Jika dilihat dari samping, motor ini besar namun pendek, sumbu rodanya saja cuma 1.450 mm, selisih 100 mm dari Yamaha Nmax tuh!
api yang dikagumi adalah build quality motor ini top banget. Bodinya terasa kokoh, enggak berisik saat lewat jalan rusak.
Secara keseluruhan, motor ini punya postur 2.121 mm x 785 mm x 1.280 mm (PxLxT), dengan bobot mencapai 168 kg.
Fitur & Teknologi
Kelengkapan dari motor ini sebenarnya enggak terlalu banyak, mulai dari handel rem adjustable, lalu spidometer yang sudah digital dengan latar warna putih.
Kelengkapan dari motor ini sebenarnya enggak terlalu banyak, mulai dari handel rem adjustable, lalu spidometer yang sudah digital dengan latar warna putih.
Tapi informasinya sederhana, spidometer, takometer, fuel meter, suhu mesin, trip A dan B serta bisa diubah dari satuan km/jam menjadi mill/jam.
Lampu-lampu indikator berada di sisi kiri dan kanannya, mulai dari check engine, oil presssure, voltmeter, indikator bensin ketika sudah tiris, dan peringatan oil service.
Kemudian di bawah setang ada 1 ruang penyimpanan yang bisa menampung smartphone, sekaligus mengisi daya karena ada port USB disitu.
Bagian tengah terdapat gantungan barang yang bisa dilipat, dan yang unik kunci kontak berada di area kanan.
Meski motor ini masih menggunakan kunci konvesional tapi sudah dibekali penutup magnet.
Rumah kuncinya juga untuk membuka jok dalam 3 kondisi, yakni posisi saat motor dikunci setang, motor mati tanpa dikunci setang dan saat motor hidup.
Bagasi di balik joknya berkapasitas 40,7 liter, tapi enggak full karena bagian depannya ada ruang penyimpanan aki.
Meski begitu, bagasi ini tetap bisa menampung sebuah helm dan beberapa barang seperti jas hujan atau lap.
Bagasi juga sudah dilengkapi dengan lampu, hidrolis untuk menahan jok dan pengunci jok ada 2, sehingga lebih kuat.
Riding Position & Handling
Jok tebal dan lebar dengan ketinggian 810 mm memaksa rider berpostur 172 cm harus sedikit jinjit saat mendudukinya.
Posisi setang dekat kepengendara sehingga memberikan kesan sempit, tangan bahkan sampai menekuk cukup banyak.
Ditambah Kymco enggak berikan ruang kaki ekstra untuk selonjoran, benar-benar posisi duduk dibuat sigap nih.
Efeknya saat dipakai berkendara, pengendalian motor jadi mudah, bobot 168 kg tak mempengaruhi kelincahan skutik yang dirakit lokal ini.
Jarak sumbu roda yang pendek (1.450 mm) membantu kelincahan K-XCT 200i
untuk bermanuver di jalanan kota yang padat.
Beneran asyik nih buat dipakai perkotaan, cuma kadang was-was sama lebar bodi belakangnya yang rawan nyangkut hehehe...
Pengeramannya pun asyik, rem depan cakram semi floating 260 mm dijepit kaliper 3 piston, pakem banget!
Sedangkan belakang juga enggak mau tanggung, cakram 240 mm dengan kaliper 2 piston. Sayang belum ABS (Anti-Lock Braking System).
Karakter suspensi teleskopik 37 mm di depan terasa lembut, begitu pula suspensi ganda di belakang yang sudah bisa diatur preload-nya.
Tapi saat dipakai kencang, suspensi belakang terasa keras dan berguncang akibat kosntruksinya.
Ini akibat dari titik tumpu suspensi dengan as roda belakang yang cukup berjarak.
Tumpuan suspensi belakang berada di ujung belakang sedangkan as roda letaknya berjarak di depannya.
Ini membuat karakter suspensi terasa lembut saat melahap jalan cor beton atau polisi tidur dengan pelan tapi akan keras saat melewati dengan cepat.
Performa
Dengan mesin 1 silincer 199 cc 4 klep, SOHC, dan injeksi, tenaganya sampai 19,2 dk di 8.000 rpm, dengan torsi maksimal 18,14 Nm di 6.000 rpm.
Dengan mesin 1 silincer 199 cc 4 klep, SOHC, dan injeksi, tenaganya sampai 19,2 dk di 8.000 rpm, dengan torsi maksimal 18,14 Nm di 6.000 rpm.
CVT bekerja baik saat menyalurkan tenaga menuju roda belakang, enggak ada gejala kasar atau gredek yang mengganggu.
Getaran mesinnya pun terbilang halus, apalagi saat dipakai cruising, nyaman banget jadinya.
Dilihat dari angka tenaga dan torsi, respon mesinnya terbilang sigap sampai membuat motor naik-turun saat gas dibuka tutup.
Kecepatan yang bisa diraih motor ini terbilang lumayan, bisa lebih dari 120 km/jam hingga 130 km/jam.
Tarikannya galak dibawah sampai tengah, sedang atasnya cenderung flat sampai mentok di 9.000 rpm.
Konsumsi BBM mesin dengan rasio kompresi 10,3:1 ini lumayan irit, apalagi dengan cara bawanya yang kadang agresif.
Pakai BBM oktan 95, hasilnya bisa mencatatkan hasil 25,4 km/liter dengan metode full to full.
Kesimpulan
Kymco K-XCT 200i menjanjikan skutik gambot namun dengan pengendalian yang lincah, sehingga pas untuk digunakan dijalanan perkotaan.
Kymco K-XCT 200i menjanjikan skutik gambot namun dengan pengendalian yang lincah, sehingga pas untuk digunakan dijalanan perkotaan.
Hanya saja fiturnya terbilang minim, jika dibandingkan dengan pemain Jepang dengan harga sekelas seperti Yamaha Xmax 250.
Tentu saja hal itu bisa jadi pertimbangan konsumen.